Jakarta - Nama LSM Migrant CARE muncul dalam dokumen yang dirilis blogger Malaysia dan kemudian menjadi ramai di media Malaysia terutama media oposisi, terkait dugaan kasus TKI Robingah (46) yang diperkosa seorang menteri Malaysia. Migrant Care membenarkan apa yang diungkap blog tersebut.
"Migrant CARE pada pertengahan bulan Juli 2007 silam, memang telah melakukan investigasi mengenai kasus dugaan perkosaan yang dialami RB selama menjadi PRT migran di Malaysia dengan pelaku adalah majikannya sendiri," ujar Direktur Eksekutif Migrant CARE, Anis Hidayah, dalam konferensi pers di Restoran Warung Daun, Jl Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (7/1/2011).
Anis mengatakan, hasil investigasi Migrant CARE membenarkan bahwa si majikan yang merupakan pelaku pemerkosa adalah seorang Menteri Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia. Hanya saja dia tidak menyebutkan namanya.
"Kami tidak mau berikan identitasnya, tapi kan dia sudah membantah. Jadi mungkin saja bisa saja, (dia orangnya)," jelasnya.
Investigasi ini dilakukan Migrant CARE pada tahun 2007 silam. Namun kasus ini akhirnya tidak diungkap oleh Migrant CARE atas dasar permintaan si korban yang berasal dari Banjarnegara ini.
"Namun pihak korban tidak mau kasus tersebut diungkap ke publik dan tidak mau pula menuntut secara hukum. Dan jika itu sekarang tersampaikan ke publik, itu bukan karena publikasi kita, karena kita tidak pernah sampaikan itu pada publik," beber Anis.
Walaupun diminta untuk tidak mengungkap ke publik, Migrant CARE ternyata pernah menyampaikan hasil investigasi ke Mabes Polri dan KBRI Kuala Lumpur pada tahun 2007. "Tapi karena di korban tetap tidak ingin ini diungkap, akhirnya pelaporan itu hanya sebatas memberikan perlindungan kepada RB saja," jelasnya.
Anis sendiri tidak mengerti alasan kenapa RB bersikukuh untuk tidak membawa masalah ini ke jalur hukum. Yang jelas menurut informasi yang didapatkan Migrant CARE dari RB, korban tidak pernah disuap untuk menutup kasus ini.
"Dari gaji tidak ada masalah, dan tidak menerima imbalan lebih agar kasus ini tidak dipublis. Tapi apapun itu kami berada dalam posisi menghormati permintaan korban," ujar Policy Analist Migrant CARE Wahyu Susilo di tempat yang sama.
Dengan terkuaknya kembali kasus ini, Migrant CARE berharap Indonesia dan Malaysia segera melakukan supervisi MoU tentang perlindungan pekerja migran.
"Itu penting untuk menjadi instrumen bilateral yang akan melindungi PRT kita yang mencari nafkah disana," tandas Anis.
Kasus dugaan pemerkosaan ini diramaikan salah satu situs berita oposisi Malaysia, Harakah Daily. Harakah mengklaim ada bocoran WikiLeaks terkait hal itu, seperti ditulis seorang blogger Malaysia, Rocky Bru.
Namun diduga itu pelintiran Harakah yang menjadi oposisi UMNO. Sebab, Bru tidak menyebut demikian di blognya. Seperti dilansir detikcom dari blognya, yang berjudul 'Wikileaks: Malaysian senior politician and his maid?', Bru mengatakan sejauh ini kasak-kusuk WikiLeaks adalah diskusi antar blogger. Bru yang mantan Pemimpin Redaksi The Malaysia Mail pun belum tahu apakah benar ada bocoran WikiLeaks soal kasus perkosaan ini.
Bru hanya memberikan tautan dokumen lain yang bukan WikiLeaks. Dokumen itu adalah laporan investigasi lembaga pembela hak-hak pekerja asal Indonesia, Migrant Care.
Sementara, Rais Yatim pun dalam pernyataan kepada Kantor Berita milik pemerintah Malaysia, Bernama, membantah keras tudingan itu. "Saya membantah tuduhan perkosaan yang dilakukan empat tahun lalu ataupun tuduhan yang disampaikan oleh penulis liar di internet atau partai politik," kata dia dalam pernyataannya, Kamis (6/1) kemarin.
Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/01/07/135758/1541625/10/migrant-care-benarkan-data-pemerkosaan-tki-di-malaysia
Minggu, 01 Juli 2007
Langganan:
Postingan (Atom)